MAKALAH
HUBUNGAN
PARADIGMA DAN TEORI KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Venna Arzik
Khumaidah (1020183156)
Fairudzal Diana (1020183123)
Dina Aulia
Fitria (1020183108)
Dian Anggreini
Rahmawati (1020183142)
Diana Iga
Safitri (1020183140)
Febriana
Wulandari (1020183141)
Nailul Filiah (1020183146)
Wahyuningsih (1020183139)
M Gatot Rizaldi (1020183151)
Dwi Wijayanti (1020183161)
Dinda Ayu
Natasya Wilona (1020183111)
Program
Studi: Falsafah dan Teori Keperawatan
STIKes
Muhammadiyah Kudus Tahun 2018/2019
Jalan Ganesha l Purwosari Kudus Email:sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan Hubungan Paradigma dan
Teori Keperawatan.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai
sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima sagala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat mempperbaiki makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai
ide/ gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.
Kudus,
21 Oktober 2018
Kelompok
3
DAFTAR
ISI
1.
KATA PENGANTAR…………………………….2
2.
DAFTAR
ISI............................................................................ 3
3.
BAB
I PENDAHULUAN......................................................... 4
3.1.Latar Belakang............................................................................................ 4
3.2. Rumusan masalah........................................................................................ 4
3.3. Tujuan.......................................................................................................... 4
3.4. Manfaat....................................................................................................... 4
4.
BAB II PEMBAHASAN.......................................................... 5
4.1. Pengertian Paradigma Keperawatan............................................................ 5
4.2. Paradigma Keperawatan: Manusia.............................................................. 5
4.3. Paradigma Keperawatan Sehat.................................................................... 8
4.4. Paradigma Keperawatan: Lingkungan........................................................ 10
4.5. Paradigma Keperawatan: Keperawatan...................................................... 11
4.6. Keterkaitan antaraManusia, Sehat,
Lingkungan, dan Keperawatan........... 12
5.
BAB III PENUTUP.................................................................. 14
5.1. Kesimpulan.................................................................................................. 14
5.2. Saran............................................................................................................ 14
6.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
3.1. Latar Belakang
keperawatan sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan selalu mengikuti
perkembangan ilmu lain,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara professional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat secara teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan disebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya
telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Didalam
dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan
sebagai profesi keperawatansebagai profesi asistensi dokter atau pekerja social
yang sifatnya membantu orang sakit atas intruksi-intruksi dokter bahkan
dikalangan praktisi perawatpun kadang-kadang masih memiliki pandangan yang
tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat dari beberapa
pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum
sepenuhnya beralih ke pelayanan yang professional.
Untuk
itulah paradigm dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun
perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi
3.2.Rumusan
masalah
1.
Apa
yang dimaksud paradigm keperawatan?
2.
Apa
saja bagian-bagian dalam paradigm keperawatan?
3.
Apa
saja perilaku klasifikasi kesehatan?
3.3.Tujuan
1.
Untuk
mengetahui lebih dalam tentang paradigm keperawatan.
2.
Menjelaskan
tentang bagian-bagian yang terdapat dalam pembahasan paradigm keperawatan.
3.
Untuk
mendiskripsikan klasifikasi perilaku kesehatan
3.4.Manfaat
1.
Menambah
wawasan tentang hubungan paradigma dan teori keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
4.1. Pengertian Paradigma
Keperawatan
Paradigma
keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas
kelompok ilmiah(keperawatan) atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk
suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori, guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Paradigma
menurut para ahli:
1. Masterman
(1970) Paradigma keperawatan adalah pandangan Fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan.
2. Gaffar(1997) Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara Kita
melihat,memikirkan,memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
4.2. Paradigma Keperawatan: Manusia
Manusia
dalam konsep paradigma keperawatan, dipandag sebagai individu yang utuh dan
kompleks (makhluk holistik) yang terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual.
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang
dalam situasi tertentu, manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan
pertolongan, dan akan mengalami distres jika mereka tidak dapat melakukannya.
Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan
dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
1.
Manusia sebagai makhluk bio, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Terdiri
atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang terintegrasi
dan mempunyai tugas masing-masing, tetapi tetap bergantug pada orang lain dalam
menjalankan tugasnya.
a) Berkembang
biak melaui jalan pembuahan, hamil, melahirkan bayi yang kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi remaja, dewasa, menua, dan akhirnya meninggal.
b) Mempertahankan
kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Kebutuhan dasar ang paling utama adalah keyakinan kepada tuhan, kebutuhan
biologis, dan fisiologis seperti oksigen, air, makanan, eliminasi dan lainnya.
2. Manusia sebagai makhluk psiko, mempunyai
sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.manusia mempunyai kemampuan
berfikir, kesadaran pribadi, dan kata hati (perasaan). Selain itu, manusia juga
merupakan makhluk dinamis yang dapat berubah dari waktu kewaktu dan bertindak
atas motif tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
3. Manusia sebagai sosial, manusia tidak
bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi dengan orang lain. Sifat
atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama manusia bergaul
dengan manusia lain. Memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi pada
kepentingan sosial, dan tidak dapat terlepas dari lingkungannya, terutama
lingkungan sosial. Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan baik individu maupun masyarakat.
4. Manusia sebagai makhluk spiritual,
manusia mempunyai hubungan dengan kekuatan diluar dirinya seperti hubungan
dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam kehidupannya. Keyakinan yang
dimiliki seeorang akan berpengaruh terhadap perilakunya. Misalnya, pada
individu yang mempunyai keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh pengaruh “ roh
jahat “. Ketika orang tersebut sakit, upaya pertolongan pertama yang dilakukan
adalah mendatangi dukun. Mengingat besarnya pengaruh keyakinan terhadap
kehidupan seseorang, perawat harus memotivasi pasien untuk senantiasa
memelihara kesehatannya.
Kebuhan manusia
Menurut
Abraham Maslow, kebutuhan dasar manusia dapat digolongkan menjadi 5 tingkat
kebutuhan (five hierarchy of need) yaitu
1. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup
manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Kebutuhan fisologis ini mutlak harus
terpenuhi, jika tidak, dapat berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya. kebutuhan
fisiologis tersebut, meliputi: oksigen, air, makanan, eliminasi, istirahat dan
tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual dan lain lain.
2. Kebutuhan
keselamatan dan keamanan
Kebutuhan akan
keselamtan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Kebutuhan
akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan
seseorang. Keamanan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang
orang disekitarnya dan dilingkungannya.
3. Kebutuhan
cinta dan dicintai
kebutuhan cinta adalah
kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang. Kebutuhan ini merupakan
suatu dorongan saat seseorang berkeinginan menjalin hubugan yang efektif atau
hubngan emosional dengan oranglain. Dorongan ini akan terus menekan seseorang
sedemikian rupa sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan
perasaan saling mencintai dan memiliki tersebut. Kebutuhan untuk dicintai atau
memiiki adalah keinginan untuk berteman, bersahabat, atau bersama-sama atau
beraktivitas. Ini merupakan identitas dan prestise untuk seseorang. Kebutuhan
dimiliki sangat penting, artinya bagi seseorang yang ingin mendapatkan
pengakuan. Kebutuhan dicintai dan mencintai meliputi kebutuhan untuk memberi
dan menerima cinta serta kasih sayang, menjalani peran yang memuaskan, serta
diperlakukan dengan baik.
4. Kebutuhan
harga diri
Penghargaan terhadap
diri sering merujuk pada penghormatan diri, dan pengakuan diri. Untuk mencapai
penghargaan diri, seorang harus menghargai apa yang telah dilakukannya dan apa
yang dilakukannya, serta meyakini bahwa dirinya benar dibutuhkan dan berguna.
Harga diri yang sehat dan stabil tumbuh dari penghargaan yang wajar atau sehat
dari orang lain, bukan karena keturunan, ketenaran, atau sanjungan yang hampa.
Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebagai perawat dalam memenuhi
harga diri pasien. Pertama, setiap pasien membutuhkan pengakuan dari orang
lain. Karenanya, setiap tindakan yang anda akan lakukan harus dikomunikasi
terlebih dahulu pada pasien. Selain itu, anda juga perlu memberikan penghargaan
atas kemajuan dan kerjasama pasien, sekecil apapun hasilnya. Kedua, dalam
berinteraksi bersama pasien, anda harus menunjukkan profesionalismedn
menempatkan pasien sebagai guru, sebab anda harus belajar dari setiap kasus dan
karakteristik yang ada pada pasien.
5. Kebutuhan
aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi
diri adalah tingkat kebutuhan yang paling tinggi menurut Maslow dan Kalish.
Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur diri dan atonominya
sendiri, serta bebas dari tekanan luar. Lebih dari itu, aktualisasi diri
merupakan hasil dari kematangan diri. Berdasarkan teori Abraham Maslow
aktualisasi diri, pada asumsi dasar bahwa manusia pada hakikatnya memiliki
nilai intrinsik berupa kebaikan. Dari sinilah manusia memiliki peluang untuk
mengembangkan dirinya. Dalam proses perkembangannya manusia dihadapkan pada dua
pilihan bebas yakni pilihan untuk maju
atau piliha untuk mundur. Pilihan-pilihan ini akan menentukan arah perjalanan
hidup manusia, apakah mendekati atau menjauhi kesuksesan mencapai aktualisasi
diri. Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan memiliki kepribadian
yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.
4.3.
Paradigma
Keperawatan Sehat
Paradigma
berasal dari kata Yunani “Paradigma”, yang berarti misalnya, contoh dan
template atau model, yang berasal dari kata kerja “Paradeiknumi”, yang berarti
untuk menampilkan, untuk menyediakan dan akan terekspose. “Para” berarti
“bersama” dan “dekat”, sedangkan “deiknumi” berarti untuk menunjukkan.
Di
dalam paradigma keperawatan, terdapat 3 paradigma utama dalam profesi
keperawatan yaitu:
1. Empirisme
2. Interpretative
3. Teori
social krisis
Pada
setiap paradigma memiliki prinsip yang unik, berkontribusi terhadap profesi,
disiplin keperawatan dengan cara yang berbeda, menginformasikan pengembangan,
dan implementasi teori keperawatan yang menghubungkan teori keperawatan dan
praktik. Paradigm keperawatan menentukan tujuan dan batas-batas seperti pondasi
bangunan. Bagaimana kita berpikir dan memberikan alas an untuk pengalaman
manusia dapat membantu kita dalam membuat paradigma. Dalam keperawatan,
paradigma ini didasarkan pada berbagi nilai dan prasangka kunci konsep, seperti:
1. Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan satu kesatuan yang
utuh dan unik yang mencerminkan tiga komponen yaitu body, mind, dan spirit yang
saling berpengaruh. Manusia dalam konsep paradigma keperawatan, dipandang
sebagai individu yang utuh dan kompleks yang terdiri dari
bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan
keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencaai keseimbangan terhadap
lingkungan di sekitarnya melalui proses adaptasi. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat professional harus berhubungan dengan manusia yang
tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhan. Kebutuhan pada tingkat
yang lebih rendah harus relative terpuaskan sebelum orang menyadari atau
dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi.
2. Kesehatan
lingkungan
Lingkungan
adalah factor yang dapat memengaruhi ksehatan manusia. Lingkungan dalam
keperawatan mencakup lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal
adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu sendiri, seperti factor
enetik, jenis kelamin, psikologis/emosi , dan predisposisi terhadap penyakit
serta factor perilaku. Sedangkan factor eksternal adalah lingkungan di sekitar
manusia tersebut seperti lingkungan fisik, biologis, social, cultural (budaya),
dan spiritual. Manusia sebagai makhluk social selalu berinteraksi dengan
lingkungan secara dinamis dan mempunyai kemampuan merespon terhadap lingkungn yang
akan memengaruhi derajat kesehatannya dan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
3. Dan
Keperawatan
Keperawatan
adalah suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian
integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
Lingkup keperawatan meliputi pelayanan kesehatan promotif/promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan preventif/kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan atau penyakit, member asuhan keperawatan pada orang yang tidak
mempunyai kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Dalam
paradigm sehat dapat diartikan sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, social
dan idak hanya terbebas dari enyakit atau kelemahan. Setiap orang hidup
produktif secara social dan ekonomi. Sehat ditentukan oleh kemampuan indivisu,
keluarga, kelompok, komunitas untuk membeuat tujuan yang realistic serta
kemampuan untuk menggerakkan energy serta sumber-sumber yang tersedia dalam
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunias, dan tingkat msyarakat. Factor yang
meemngaruhi status kesehatan seseorang yaitu perkembangan, social cultural,
pengalaman masa lalu, dan keturunan, dan lingkungan.
4.4.
Paradigma
Keperawatan: Lingkungan
Lingkungan
adalah unsur keempat dalam paradigma lingkungan, diartikan agregata dari
seluruh kondisi dari pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
suatu organisme. Secara umum, lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik.
a. Lingkungan
fisik, yaitu lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia. Lingkungan
fisik ini meliputi banyak hal seperti cuaca, musim, keadaan geografis, struktur
geologis, dan lain-lain.
b. Lingkungan
nonfisik, yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antarmanusia.
Lingkungan nonfisik ini meliputi sosial-budaya, norma, nilai, adat istiadat,
dan lain-lain.
Agens
merupakan faktor yang dapat menyebabkan prnyakit, seperti faktor biologis,
kimiawi, mekanis, dan psikologis. Penjamu (hospes)
adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat memengaruhi
timbulnya penyakit, serta perjalanan suatu penyakit . Faktor tersebut antara
lain, status perkawinan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin,
keturunan, pekerjaan, kebiasaan hidup, dan sebagainya.
4.5.
Paradigma
Keperawatan: Keperawatan
Keperawatan merupakan
suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini
berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat,baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan nasional,1983).
Berdasarkan konsep keperawatan di atas,dapat ditarik beberapa hal yang merupakan
hakikat/prinsip dari keperawatan, antara lain :
1. keperawatan
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain didalam
memberikan layanan kesehatan kepada klien. Segabagai bagian integral dari
layanan kesehatanm kedudukan perawat dengan profesi kesehatan
lainya(mis,,dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra.ini juga harus di iringi
dengan pengakuan dan penghormatan terhadap prfesi perawat. Kita tahu bahwa
profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi keperawatan tidak bisa
dipisahkan dari sistem kesehatan.
2. Keperawtan
mempunyai beberapa tujuan,antara lain memberi bantuan yang paripurna dan
efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) kien.
3. Fungsi
utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga
masyarakat),baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan
karena adanya kelemahan fisik,mental,dan keterbatasanpengetahuan serta
kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan kehidupa sehari-hari secara
mandiri.
4. Intervensi
keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya
promotif,preventif,kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang,tanggung jawab,
etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
Prinsip
– prinsip keperawatan tersebut menunjukkan bahwa profesi keperawatan memegang
peranan yang penting dalam sistem kesehatan nasioanal.
4.6. Keterkaitan antaraManusia, Sehat,
Lingkungan, dan Keperawatan
Berdasarkan
batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu
respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :.
1. Perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. oleh sebab itu
perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek.
a)
Perilaku
pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari
penyakit.
b)
Perilaku
peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. perlu dijelaskan
di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang
yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin.
c)
Perilaku
gizi (makanan dan minuman). makanan dan minuman dapat memelihara dan
meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat
menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan
penyakit. hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman tersebut.
2. Perilaku
pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku
ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
-
Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah
bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya. sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola
lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan
masyarakatnya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979 : 214)
membuat klasifikasi l ain tentang perilaku kesehatan ini.
-
Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Paradigma
keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas
kelompok ilmiah (keperawatan) atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk
suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori, guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Pada
setiap paradigma memiliki prinsip yang unik, berkontribusi terhadap profesi,
disiplin keperawatan dengan cara yang berbeda, menginformasikan pengembangan,
dan implementasi teori keperawatan yang menghubungkan teori keperawatan dan
praktik. Manusia dalam konsep paradigma
keperawatan, dipandag sebagai individu yang utuh dan kompleks (makhluk
holistik) yang terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual. Lingkungan adalah unsur
keempat dalam paradigma lingkungan, diartikan agregata dari seluruh kondisi
dari pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu
organisme. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Prinsip –
prinsip keperawatan tersebut menunjukkan bahwa profesi keperawatan memegang
peranan yang penting dalam sistem kesehatan nasioanal.
5.2. Saran
Kita sebagai perawat harus memiliki
kompeten dan professional dalam menjalankan profesi kita. Mengembangkan
paradigma keperawatan merupakan suatu yang harus diterapkan agar dapat
mengembangkan ilmu keperawatan dibidang kesehatan. Kita sebagai perawat harus
memiliki pengetahuan yang tinggi, karena perawat bukan hanya sebagai pelayan
kesehatan tetapi juga menjadi pendidik, pengasuh, dan pemberi informasi yang
akurat. Sesuai dengan perannya, kita harus mengutamakan paradigma keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
-
slideshare._kemenkes/kb-2-43234346
-
Budiono, Sumirah. 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
Medika
-
Febriana, Diva Viya. 2017. Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta:
Nealthy
-
Geraldine Rebeiro, Leanne Jack,Natashia
Scully, Damian Wilson. 2015. Keperawatan
Dasar Manual Keterampilan Klinis. Indonesia: Elsevier Singapore
-
Asmadi.2005.KONSEP
DASAR KEPERAWATAN.Jakarta:EGC.
-
Budiono &
Pertami, Sumirah Budi.2015.KONSEP DASAR KEPERAWATAN.Bandung.BUMI MEDIKA.
-
Asmadi.2005.KONSEP DASAR
KEPERAWATAN.Jakarta:EGC.
-
Budiono & Pertami, Sumirah
Budi.2015.KONSEP DASAR
-
Buku Paket Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Bagi
Pekarya Kesehatan, Pusdiknakes, Depkes RI, Jakarta 1986
No comments:
Post a Comment